Kreativitas dan Inovasi guru dalam Pembelajaran Kimia dalam Upaya Untuk Meningkatkan Kualitas Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Kimia
Masalah umum dalam pendidikan nasional,
termasuk pendidikan kimia adalah hasil
belajar yang rendah. Rendahnya hasil belajar ini dipengaruhi banyak faktor. Menurut Zainuddin (dalam Setiawan, 2010) bahwa
ilmu kimia adalah ilmu yang kaya konsep bersifat abstrak. Sifat abstrak ilmu kimia
ini menyebabkan siswa sulit mempelajarinya sehingga tidak disenangi. Sifat
abstrak ini membuat respons siswa dalam belajar kurang serta kurangnya umpan
balik dari guru. Untuk meningkatkan hasil belajar dan mengurangi sifat abstrak ini,
digunakan program pengajaran berbasis multi media komputer. Komputer dapat membuat
konsep abstrak materi pelajaran menjadi lebih nyata sehingga diharapkan hasil
belajar meningkat.
Sentosa (dalam Wulandari, 2009) menyatakan siswa kurang antusias mengikuti pelajaran
dan menganggap pelajaran kimia sulit. Akibatnya minat belajar kimia rendah.
Selain itu guru masih menggunakan metode mengajar dan model pembelajaran
konvensional. Pada metode konvensional guru sebagai : transformator, berperan penyampai
pesan dan komunikasi 2 langsung atau direct communication. Siswa menjadi pasif,
hanya menerima pelajaran. Kondisi seperti ini (Ridha, 2008) tidak sesuai dengan
konsep pembelajaran siswa dapat aktif dan memiliki kemampuan serta memiliki
potensi individual. Ilmu kimia adalah pelajaran eksak yang sangat penting.
Hasil belajar kimia tidak berbanding lurus dengan hasil belajar kimia yang
penting ini. Ujian Nasional (UN) di SUMUT 2005/2006 nilai rata-rata kimia 6,26
dan pada 2006/2007 rata-rata kimia 6,22. Tahun 2007/2008 sebesar 7,13 dan 2008/2009
adalah 7,34. Siswa yang UN di SUMUT 186,845 orang, yang tidak lulus di Medan
1940 orang.
(Bahrumsyah,2010;
http//imbalo.worldpress.com).
Menurut Winarji (2009) banyak guru menggunakan media komputer dalam pembelajaran
masih sederhana, sehingga keberhasilannya belum maksimum. Pada hal dibutuhkan
media agar materi yang abstrak dibuat nyata seperti perbedaan larutan elektrolit
dan non elektrolit. Materi ini memiliki konsep yang sulit dimengerti oleh siswa.
Susilana dan Riayani (2007) mengatakan media yang digunakan harus memiliki
tingkat relevansi dengan tujuan, materi, dan karakteristik siswa, agar pembelajaran
tepat, efisien, dan efektif serta menyenangkan bagi siswa. Guru adalah orang
yang paling menguasai materi pelajaran, tujuan, dan mengenali siswanya, sehingga
yang paling tepat membuat media adalah guru, tetapi banyak guru membuat media
asal-asalan, media hanya formalitas, sehingga hasil belajar tidak meningkat.
Kemajuan sistem pendidikan tidak seiring
dan sejalan dengan perkembangan Iptek, bahkan terkesan tertinggal jauh. Siswa banyak
tidak mampu menggunakan komputer dan internet. Sebab itu perlu ada inovasi
dalam pembelajaran agar pengajaran menarik dan menyenangkan murid (Saroso, 2008).
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah memperkenalkan media IT atau ICT. Komputer
harus digunakan sebagai media agar pembelajaran efektif dan efisien. Penelitian
multi media pernah dilakukan oleh Ernawaty (2007), ternyata hasil belajar siswa
dapat meningkat sebesar 18,67% dibandingkan dengan menggunakan media biasa.
Hasil penelitian Sinaga (2008) menyimpulkan ada peningkatan minat belajar siswa
sebesar 35,06% dan peningkatan hasil belajar sebesar 54,80% jika memakai
multimedia pembelajaran. Hasil penelitian PTK Masmi (dalam Setiawan)
menunjukkan penggunaan multi media pada siklus pertama hasil belajar meningkat
sebesar 52,75%, siklus kedua 68,25% dan siklus ketiga sebesar 86,5%. Salah satu
solusi mengatasi masalah rendahnya hasil belajar adalah menggunakan media, yakni
berbasis multi media komputer. Komputer akan dapat membantu siswa dengan menerapkan
program Microsoft Office berbasis Power point.
Media berbasis komputer tidak hanya memindahkan
buku ke komputer, akan tetapi dapat dianimasi. Media berbasis komputer akan
menuntut siswa aktif. Siswa dapat melihat dan memahami konsep dan menyimpulkan
konsep abstrak tersebut. Siswa memahami materi pelajaran dan hasil belajarnya
meningkat. Menurut Bakrowi (2008) menyatakan bahwa media berbasis komputer
sederhana dan atraktif dapat membangkitkan minat belajar dan hasil belajar
karena meningkat persentasi belajarnya. Progam yang atraktif secara visual ini
akan menarik minat belajar.
I. Manfaat Produk Kreativitas dan Inovasi Guru dalam Pendidikan
Dalam proses belajar dan mengajar, kreativitas dalam
pembelajaran merupakan bagian dari suatu sistem yang tak terpisahkan dengan peserta
didik dan pendidik. Peranan kreativitas guru tidak sekedar membantu proses
belajar mengajar dengan mencakup satu aspek dalam diri manusia saja, akan
tetapi mencakup apek-aspek lainnya yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif.
Secara umum kreativitas guru memiliki fungsi utama yaitu membantu menyelesaikan
pekerjaannya dengan cepat dan efisien. Namun fungsi tersebut dapat
dispesifikkan menjadi beberapa macam antara lain :
1. Kreativitas guru berguna bagi peningkatan minat siswa terhadap mata
pelajaran.
Produk kreativitas guru diharapkan akan memberikan
situasi yang nyata pada proses pembelajaran. Selama ini siswa dituntut untuk
memiliki kemampuan verbalisme yang tinggi pada hal-hal yang abstrak. Verbalisme
adalah hal sangat sulit sekali dan membosankan bagi siswa jika terus menerus
dipacu di sekolah. Penerapan produk kreativitas guru misalnya berupa instrumen
yang mampu mengajak siswa belajar ke dunia nyata melalui visualisasi akan mampu
menurunkan rasa bosan siswa dan meningkatkan minatnya pada mata pelajaran.
2. Kreativitas guru berguna dalam transfer informasi lebih utuh.
Hasil inovasi berupa instrumen bantu pendidikan akan
memberikan data atau informasi yang utuh, hal ini terlihat pada aktifnya indera
siswa, baik indera penglihatan, pendengaran dan penciuman, sehingga siswa
seakan-akan menemui situasi yang seperti aslinya. Produk kreativitas guru akan
melengkapi gambaran abstrak yang sebelumnya dipahami siswa dan membetulkan
pemahaman yang salah mengenai informasi yang didapatkan dari teks. Pada kasus penerapan
produk kreativitas guru pada laboratorium, dengan memanipulasi objek dan
situasi penelitian sedemikian rupa, maka objek dan situsi tersebut seakan-akan
sesuai dengan fenomena-fenomena yang dipelajari oleh siswa.
3. Kreativitas guru berguna dalam merangsang siswa untuk lebih berpikir
secara ilmiah dalam mengamati gejala masyarakat atau gejala alam yang menjadi
objek kajian dalam belajar.
Produk kreativitas guru sangat penting dalam
pengembangan kerangka berpikir ilmiah berupa langkah rasional, sistematik, dan
konsisten. Hasil-hasil kreativitas guru akan merangsang siswa untuk membantu
siswa dalam mengidentifikasi masalah, observasi data, pengolahan data serta
perumusan hipotesis. Kegiatan tersebut tidak hanya memperkuat ingatan
terhadap informasi yang diserap, tetapi juga berfungsi sebagai pembentukan
unsur kognitif yang menyangkut jenjang pemahaman.
4. Produk kreativitas guru akan merangsang kreativitas siswa.
Kreativitas guru dapat digunakan secara mandiri oleh
siswa, dimana siswa dapat mengembangkan kreativitasnya serta imajinasi dan daya
nalarnya dalam memahami materi yang diajarkan. Siswa akan memiliki kelancaran,
keluwesan, orisinalitas dan keunikan dalam berpikir.
II. Wadah Kreativitas dan Inovasi Guru dalam Pembelajaran
Kreativitas dan inovasi guru dapat diarahkan pada dua
komponen pembelajaran di kelas, yaitu produk kreativitas dan hasil inovasi yang
mendukung manajemen kelas serta hasil kreativitas dan hasil inovasi dalam
bentuk media pembelajaran.
1. Kreativitas dalam Manajemen Kelas
Manajemen kelas adalah aktifitas guru dalam mengelola
dinamika kelas, mengorganisasikan sumber daya yang ada serta menyusun
perencanaan aktifitas yang dilakukan di kelas untuk diarahkan dalam proses
pembelajaran yang baik. Dalam hal manajemen kelas, kreativitas guru dalam
manajemen kelas diarahkan untuk:
- Membantu siswa di kelas dapat belajar secara kolaboratif dan kooperatif
- Menciptakan lingkungan akademik yang kondusif dalam proses belajar
2. Kreativitas Guru dalam Penggunaan Media Pembelajaran
Media belajar adalah alat atau benda yang dapat
mendukung proses pembelajaran di kelas. Fungsi Media Belajar (1) membantu siswa
dalam memahami konsep abstrak yang diajarkan, (2) meningkatkan motivasi siswa
dalam belajar, (3) Mengurangi terjadinya mis understanding, (4) Memotivasi guru
untuk mengembangkan pengetahuan. Dalam hal media belajar, kreativitas guru
dalam media belajar diarahkan untuk:
- Mereduksi hal-hal yang terlalu abstrak dalam materi belajar
- Membantu siswa mengintegrasikan materi belajar ke dalam situasi yang nyata
III. Peranan Guru Dalam meningkatkan Kreativitas Siswa
Setiap orang memiliki potensi untuk melakukan
aktifitas yang kreatif. Setiap siswa baru yang memasuki proses belajar, dalam
benak mereka selalu diiringi dengan rasa ingin tahu. Guru pada tahap ini
diharapkan untuk merangsang siswa untuk melakukan apa yang dinamakan dengan learning
skills acquired, misalnya dengan jalan memberi kesempatan siswa untuk
bertanya (questioning), menyelidik (inquiry), mencari (searching),
menerapkan (manipulating) dan menguji coba (experimenting).
Kebanyakan yang terjadi di lapangan adalah aktifitas ini jarang ditemui karena
siswa hanya mendapatkan informasi yang bagi mereka adalah hal yang abstrak.
Rasa ingin tahu siswa harus dijaga dengan cara memberikan kesempatan bagi
mereka untuk melihat dari dekat, memegangnya serta mengalaminya.
Guru diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mendemontsrasikan perilaku yang kreatif. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh
guru untuk meningkatkan kreativitas siswa antara lain :
- Guru menghargai hasil-hasil pikiran kreatif siswa
- Guru respek terhadap pertanyaan, ide dan solusi siswa yang tidak biasa (unusual)
- Guru menunjukkan bahwa gagasan siswa adalah memiliki nilai yang ditunjukkan dengan cara mendengarkan dan mempertimbangkan. Padatataran ini, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada orang lain.
IV. Pemanfaatan Komputer sebagai Wahana Pendukung Kreativitas
Komputer dewasa ini telah dilengkapi dengan kemampuan
yang tak tertandingi oleh peralatan lain, baik dari segi kecepatan maupun
keluwesan penggunaannya. Dalam kaitannyan dengan peningkatan mutu pendidikan,
tidak salah jika komputer menjadi pilihan tepat sebagai media pembelajaran.
Salah satu mata pelajaran yang dapat dibantu dengan berbagai fasilitas di dalam
komputer adalah matematika dan IPA (Fisika, Kimia dan Biologi) atau yang lebih
akrab disebut dengan MIPA. Mata pelajaran matematikan dan IPA adalah mata
pelajaran yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi sehingga selama ini
ditakuti siswa sekolah, padahal mata pelajaran matematika dan IPA adalah ilmu
dasar yang mutlak harus dikuasai sebagai langkah awal dalam meletakkan landasan
penguasaan teknologi. Konsep MIPA tidak mungkin dapat dikuasai hanya dengan
membaca buku ataupun menghafal rumus-rumus saja.
Disamping cara ini sangat memerlukan waktu dan tenaga
yang banyak, cara-cara seperti ini dapat menyebabkan berbagai macam
miskonsepsi. Oleh karena itu untuk mengatasi persoalan tersebut, siswa harus
dibawa sedekat mungkin dengan peristiwa alam, misalnya dengan metode
eksperimental atau metode demonstrasi. Dalam hal ini, komputer menjadi media
yang cocok untuk menunjang cara pengajaran seperti itu. Hal ini dikarenakan
komputer memiliki beberapa karakteristik, antara lain :
- Komputer dapat digunakan dimana saja dan kapan saja
- Dapat dipakai dalam proses belajar mengajar baik secara klasikal maupun individual
- Mudah dan murah pembuatannya
- Komputer dapat memvisualisasikan fenomena alam seperti proses aslinya
- Komputer mampu melakukan simulasi, perhitungan data untuk digunakan kapan saja
Secara spesifik, penggunaan komputer sebagai media
bantu pendukung pembelajaran yang kreatif, memiliki beberapa tujuan antara lain
:
- Pelajar lebih mudah memahami konsep-konsep yang diajarkan. Kemampuan siswa dalam hal aplikasi, analisis dan sintesis dapat terus dibina.
- Pelajar lebih berminat dan giat mempelajari mata pelajaran
- Mengurangi terjadinya salah konsep dan verbalisasi, misalnya menghafal
- Memotivasi guru untuk mengembangkan pengetahuan dan profesinya
Namun, meskipun banyak keuntungan yang bisa diperoleh,
upaya komputerisasi media pendidikan benyak menemui hambatan. Hal ini
disebabkan oleh sedikitnya guru yang mau dan mampu menyusun sebuah aplikasi
presentasi atau program pembelajaran. Selain itu sedikitnya pengetahuan guru
tentang pemrograman dan kurang tersedianya perangkat lunak pembelajaran juga
menjadi kendala yang perlu segera diatasi. Pada dasarnya, banyak guru yang
telah mampu mengoperasionalkan komputer. Namun patut disayangkan penggunaan
komputer masih sebatas sebagai sarana bantu administratif dan bukan untuk
keperluan belajar yang menjadi tugas utamanya.
PERMASALAHAN
:
Kita ketahui
pelajaran Kimia di Sekolah Menengah Atas ataupun yang sejenjang lainnya termasuk ke dalam pelajaran yang
kurang disukai oleh para siswa. Sehingga disini dituntut kreativitas dari para guru
kimia untuk dapat membuat kiat kiat ataupun produk yang dapat menarik perhatian
para siswa agar menyukai pelajaran kimia yang terkesan sulit sehingga dengan
itu dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran kimia tersebut. Jika pada
suatu ketika ditemui sebuah keadaan dimana seorang guru kimia telah membuat
sebuah produk atau media pembelajaran educatif berupa sebuah kaset DVD yang di
dalamnya berisi tayangan Film/Video mengenai materi kimia yang sedang
dipelajari, untuk dapat menarik perhatian siswa agar pembelajaran yang akan dilaksanakan
bisa lebih aktif dan menyenangkan. Namun ternyata hasil belajar siswa masih
jauh dari yang diharapkan. Bagaimanakah pendapat anda mengenai keadaan ini? Dan
berikan solusi atas permasalahan tersebut?
kemungkinan penerapan pembelajaran dengan media DVD kurang menarik perhatian siswa ini dikarenakan dengan penggunaan media DVD monoton berisi tayangan film/video saja sehingga siswa bosan hanya menonton dan menonton , mungkin dapat saja di tambah dengan proses permainan game menggunakan model pembelajaran yang cocok serta bervariasi untuk materi yang akan disampaikan sehingga siswa dituntun ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran dan diharapkan siswa akan menyenangi pembelajaran tersebut serta tidak membosankan
BalasHapusAssalamu'alaikum putri, saya akan mencoba menjawab pertanyaan putri.
BalasHapusKemungkinan, penggunaan medianya tidak cocok dengan materi pelajarannya. Karena syarat utama penggunaan media adalah melihat materinya terlebih dahulu, baru dicari media yang ada. Untuk alasan lain, bisa saja karena kurangnya semangat atau teknik guru dalam pembelajaran menggunakan media sehingga membuat peserta didik menjadi bingung.
Solusi untk permasalahan ini menurut saya, sebelum kita memutuskan untk membuat suatu media, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu berbagai media yang ada sehingga kita lebih mudah untk memilih media yang akan kita gunakan pada materi tersebut.
assalamualaikum,saya mencoba menambahkan. hasil belajar siswa masih jauh dengan yang diharapkan, karena mungkin guru menggunakan media pembelajaran tidak cocok dengan materi yang akan diajarkan sehingga siswa sulit memahami pelajaran tersebut. kemungkinan yang kedua jika saat pemutaran video/filmnya bersuara guru tidak dapat memberikan penjelasan saat pemutaran video/film karena penghentian pemutaran akan mengganggu konsentrasi siswa tersebut. jadi seharusnya menggunakan media pembelajaran harus dapat diukur dengan hasil belajar siswa yang diharapkan.
BalasHapusbaiklah terimakasih untuk teman teman yang sudah membantu memecahkan permasalahan saya, disini saya menjadi lebih paham, bahwa sebenarnya dalam mengajarkan suatu materi kimia kepada para siswa itu, kita harus tepat dalam memilih media pembelajaran apa yang cocok dengan materi kimia yang akan kita ajarkan, karena sebuah media pembelajaran bisa saja tidak cocok dengan materi yang di ajarkan, sehingga hasil belajar siswa pun tidak sesuai tujuan yang ingin dicapai. disini saya juga semakin memahami bahwa sebenarnya kegunaan dari media pembelajaran disini adalah sebagai alat bantu siswa agar lebih memahami materi yang sedang dipelajari, jika setelah menggunakan media pembelajaran tertentu hasil belajar siswa tidak sesuai harapan, berarti media tersebut tidak layak (gagal) untuk diterapkan pada materi tertentu. dan diganti dengan media yang lebih tepat. apakah teman teman sependapat dengan saya?
BalasHapusmenurut saya guru tsb sudah kreatif arena memanfaatkan teknologi yang berkembang saat ini dan sudah betudaha untuk membuat siswa nya semangat dngan menampilkan video, hal ini dapat saja dilakuakan dnamun juga diliat terlebih dahulu materi atau disesuakan juga dengan materinya cocok atau tidak, kalau untuk masalah hasil belajar yang tidak sesuai dengan yang duharapkan banyak hal yang mempeengaruhi nya bisa dari intrnal siswa taupun eksternal
BalasHapus