Kesulitan dalam Pembelajaran Kimia di SMP/SMA
Berkaitan dengan belajar dan pembelajaran kimia di Indonesia yang ada pada saat ini, permasalahan dikelompokkan menjadi dua yaitu permasalahan umum dan permasalahan khusus.
1. Permasalahan Umum
Permasalahan
umum merupakan permasalahan yang sering ditemukan oleh setiap guru dalam
melaksanakan proses belajar mengajar. Adapun yang termasuk permasalahan umum
dalam mengajarkan IPA/KIMIA antara lain:
a. Menyiapkan Bahan Pelajaran
Guru
harus memikirkan bahan-bahan yang topiknya tertera dalam silabi berkaitan
dengan kebutuhan anak didik pada usia dan dalam lingkungan tertentu. Minat anak
didik akan bangkit bila suatu bahan diajarkan sesuai dengan kebutuhan anak
didik. Berkenaan dengan persiapan bahan ajar ini, secara umum masalah yang
dimaksud meliputi cara penentuan jenis materi, kedalaman, ruang lingkup, urutan
penyajian, perlakuan (treatment) terhadap materipembelajaran.
Masalah
lain yang berkenaan dengan bahan ajar adalah memilih sumber di mana bahan ajar
itu didapatkan. Ada kecenderungan sumber bahan ajar dititikberatkan pada buku.
Padahal banyak sumber bahan ajar selain buku yang dapat digunakan. Buku pun
tidak harus satu macam dan tidak harus sering berganti seperti terjadi selama
ini. Berbagai buku dapat dipilih sebagai sumber bahan ajar. Termasuk masalah
yang sering dihadapi guru berkenaan dengan bahan ajar adalah guru memberikan
bahan ajar atau materi pembelajaran terlalu luas atau terlalu sedikit, terlalu
mendalam atau terlalu dangkal, urutan penyajian yang tidak tepat, dan jenis
materi bahan ajar yang tidak sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai oleh
siswa.
Sehubungan
dengan itu, perlu disusun rambu-rambu pemilihan dan pemanfaatan bahan ajar
untuk membantu guru agar mampu memilih materi pembelajaran atau bahan ajar dan
memanfaatkannya dengan tepat. Rambu-rambu dimaksud antara lain berisikan konsep
dan prinsip pemilihan materi pembelajaran, penentuan cakupan, urutan, kriteria
dan langkah-langkah pemilihan, perlakuan/pemanfaatan, serta sumber materi pembelajaran.
b. Metode Mengajar
b. Metode Mengajar
Dalam
kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan menggunakan satu
metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya
pengajaran tidak membosankan tetapi menarik perhatian anak didik. Solusi dari
permasalahan ini yaitu guru hendaknya lebih selektif terhadap penggunaan metode
pembelajaran.
c. Kegiatan Mengajar
c. Kegiatan Mengajar
Guru
sebaiknya memperhatikan perbedaan individual anak didik, yaitu pada aspek
biologis, intelektual dan psikologis. Kerangka berfikir demikian dimaksudkan
agar guru mudah dalam melakukan pendekatan kepada setiap anak didik secara
individual. Setiap siswa didalam kelas memiliki karakter yang berbeda-beda pada
setiap individunya. Banyaknya perbedaan ini tentunya akan berpengaruh terhadap
kondisi siswa dalam belajar. Salah satu usaha agar pembelajaran tercapai dari
permasalahan ini adalah dengan pembentukan kelompok-kelompok belajar didalam
kelas. Hal ini bertujuan supaya tiap individu di dalam kelas menjadi subjek
utama dan dapat saling berinteraksi dengan semua individu sehingga merasa
belajar lebih nyaman.
2. Permasalahan Khusus
Permasalahan
khusus dalam mengajarkan IPA atau materi Kimia adalah permasalahan-permasalahan
yang timbul saat mengajarkan IPA/KIMIA tetapi tidak semua guru mengalami
kesulitan tersebut. Adapun permasahan khusus dalam mengajarkan IPA/KIMIA adalah
sebagai berikut.
a.
Guru tidak siap mengajar
Dalam
hal ini berarti, guru kurang memahami konsep materi yang diajarkan. Sebelum
mengajar, guru sebaiknya menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan untuk
mengajar, mempersiapkan materi pelajaran dengan baik untuk diajarkan kepada
siswa. Kesiapan guru dalam mengajar diperlukan agar siswa memperoleh materi
dari guru secara runtut, dengan demikian siswa akan mudah menerima materi dari
guru dan mempelajarinya.
b. Guru kesulitan dalam membangkitkan minat belajar siswa.
b. Guru kesulitan dalam membangkitkan minat belajar siswa.
Solusi
dalam mengatasi masalah ini yaitu berawal dari minat guru sendiri. Guru harus
mampu membuat ide-ide kreatif yang menarik sehingga siswa menjadi tertarik dan
minat belajarnya meningkat. Kemampuan dan keterbatasan guru/ sekolah dalam
memberikan teori disebabkan alat-alat untuk mengadakan percobaan tidak lengkap.
c. Sarana dan prasarana yang mendukung terciptanya suasana yang kondusif di dalam belajar akan mempengaruhi proses belajar siswa. Prasarana pembelajaran meliputi sarana olahraga, gedung sekolah ruang belajar, tempat ibadah, ruang kesenian, dan peralatan olahraga. Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium sekolah dan berbagai media pengajaran yang lain. Lengkapnya sarana dan prasarana pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik.
c. Sarana dan prasarana yang mendukung terciptanya suasana yang kondusif di dalam belajar akan mempengaruhi proses belajar siswa. Prasarana pembelajaran meliputi sarana olahraga, gedung sekolah ruang belajar, tempat ibadah, ruang kesenian, dan peralatan olahraga. Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium sekolah dan berbagai media pengajaran yang lain. Lengkapnya sarana dan prasarana pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik.
Hal
ini tidak berarti bahwa lengkapnya sarana dan prasarana menentukan jaminan melakukan
proses pembelajaran yang baik. Justru disinilah muncul bagaimana mengolah
sarana dan prasaranapembelajaran sehingga tersenggara proses belajar yang
berhasil dengan baik. Sarana tersebut terkadang kurang memadahi sehingga
kegiatan belajar menjadi terganggu. Dalam hal ini perlu ada suatu perbaikan
prasarana tersebut sehingga kegiatan belajar menjadi kondusif, selain itu guru
harus lebih kreatif bila sarana tersebut belum terbenahi agar siswa tetap dapat
berkonsentrasi.
d. Kurang optimal dalam penerapan metode
Guru
harus tepat memilih metode pembelajaran yang digunakan dalam mengajar. Hal ini
dapat dikaji dari karakteristik siswa dalam kelas dan karakteristik metode
pembelajaran yang digunakan.selain itu, didalam pembelajaran IPA/KIMIA, guru
juga lebih baik jika mengaitkan konsep dengan lingkungan sekitar. Siswa akan
belajar denan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang tekah
diketahui dan dengan kegiatan yang atau peristiwa yang akan terjadi di
sekelilingnya. Pembelajaran ini menekankan pada daya pikir yang tinggi,
transfer ilmu pengetahuan, mengumpulkan dan menganalisis data, memecahkan
masalah-masalah tertentu baik secara individu maupun kelompok.
3. Faktor Penyebab Permasalah dalam Mengajarkan IPA/KIMIA
3. Faktor Penyebab Permasalah dalam Mengajarkan IPA/KIMIA
Adapun
faktor-faktor pemicu terjadinya atau timbulnya permasalahan dalam mengajarkan IPA/KIMIA
yaitu sebagai berikut:
a.
Efek Lulusan dari tiap-tiap Universitas. Guru yang bukan berasal dari latar
belakang lulusan guru KIMIA melainkan lulusan guru mata pelajaran lain seperti
biologi, atau fisika merasa kesulitan ketika disuruh untuk mengajarkan materi
kimia. Guru tersebut merasa kurang menguasai materi apabila disuruh untuk
mengajar materi yang bukan dari latar belakangnya. Misalnya guru yang berlatar
belakang guru fisika akan merasa kesulitan ketika mengajar materi biologi atau
kimia.
b. Efek dari material tertentu. Guru merasa kesulitan mengajarkan kimia terutama materi-materi yang abstrak. Guru memerlukan media untuk mengajarkan materi-materi tertentu agar siswa lebih paham. Akan tetapi terkadang guru tidak bisa menggunakan media untuk materi yang tidak dikuasai. Misalnya guru yang berlatar belakang biologi merasa kesulitan dalam menyiapkan peralatan yang digunakan untuk materi fisika dan kimia
b. Efek lingkungan laboratorium. Materi kimia akan lebih efektif untuk disampaikan kepada siswa apabila pembelajaran dilakukan di dalam laboratorium sehingga dengan melakukan percobaan siswa akan lebih aktif untuk bertanya. Akan tetapi tidak semua sekolah memiliki laboratorium yang memadai. Misalnya laboratorium yang kecil sehingga tidak memungkinkan melakukan percobaan di laboratorium dan akhirnya guru harus membawa alat-alat praktikum ke dalam kelas. Hal tersebut akhirnya membuat pembelajaran menjadi tidak efektif
c. Efek penilaian dan evaluasi. Penilaian dan evaluasi biasanya dilakukan oleh guru setiap akhir bab dan tidak dilakukan disetiap akhir pembelajaran atau bahkan disaat proses pembelajaran. Hal tersebut dapat dibenahi dengan melakukan evaluasi dan penilaian selama proses pembelajaran setiap pertemuan. Evaluasi juga tidak hanya dilakukan dengan menggunakan tes tertulis atau lisan tetapi dapat juga dilakukan dengan pemberian tugas proyek maupun portofolio.
Permasalahan :
Salah satu penyebab guru sulit membelajarkan materi kimia adalah guru tidak siap mengajar. Jika teman-teman mengalami hal seperti itu yaitu tidak siap mengajar, apakah yang akan teman teman lakukan di dalam kelas?
Harus bisa mengelola kelas, seperti bisa mengerjakan soal-soal yang belum dimengerti oleh siswa dari pelajaran sebelumnya, bisa juga membuat diskusi kelompok untuk pelajaran yang akan dipelajari. Sehingga disini peranan seorang guru lebih sedikit .
BalasHapusSeharusnya guru itu harus siap dalam mengajarkan materi kimia apapun. Namun jika terjadi ketidak siapan, guru disini harus bisa memguasai kelas, degan memberikan penjelasan mengenai PR yg telah dikerjakan siswa secara bersama-sama. Ataupun membahas soal2 yang belum dimengerti oleh siswa pada pertemuan sebelumnya
BalasHapussebagai seorang guru sudah meruapakn kewajiban mengajar di kelas, namun jika belum siapnya dalam melakukan kegiatan mengajar, guru tetap harus siap dalam keadaan apapun, kecuali mis(sakit) sehingga nantinya dapat meenggangu proses peembelajran, jadi intinya yang harus dilakuakn dalam situasi dan keadaan yang baik guru tetap harus siap dalam menyampaikan materi yang akan disampaikan dikelas , dengan tetap berpatokan pada rpp yang telah d buat ataupun, memberikan inovasi pada pembelajaran yang dilakukan, dan yang terpenting guru sudah menguasai materi :)
BalasHapus