Diagnosis dan Tindakan Klinis Mengatasi Kesulitan Siswa Yang Malas Belajar Kimia



Setiap siswa pada prinsipnya tentu berhak memperoleh peluang untuk mencapai kinerja akademik (academic performance) yang memuaskan. Namun, dari kenyataan sehari-hari tampak jelas bahwa siswa itu memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang sangat mencolok antara seorang siswa dengan siswa lainnya.
Sementara itu, penyelenggaraan pendidikan di sekolah-sekolah kita pada umumnya hanya ditujukan kepada para siswa yang berkemampuan rata-rata, sehingga siswa yang berkemampuan lebih atau yang berkemampuan kurang itu terabaikan. Dengan demikian, siswa-siswa yang berkategori “di luar rata-rata” itu (sangat pintar dan sangat bodoh) tidak mendapat kesempatan yang memadai untuk berkembang sesuai dengan kapasitasnya.
Kesulitan belajar adalah kondisi dimana anak dengan kemampuan intelegensi rata-rata atau di atas rata-rata, namun memiliki ketidakmampuan atau kegagalan dalam belajar yang berkaitan dengan hambatan dalam proses persepsi, konseptualisasi, berbahasa, memori, serta pemusatan perhatian, penguasaan diri, dan fungsi integrasi sensori motorik (Clement, dalam Weiner, 2003). Berdasarkan pandangan Clement tersebut maka pengertian kesulitan belajar adalah kondisi yang merupakan sindrom multidimensional yang bermanifestasi sebagai kesulitan belajar spesifik (spesific learning disabilities), hiperaktivitas dan/atau distraktibilitas dan masalah emosional
Dari sini timbullah apa yang disebut kesulitan belajar (learning difficulty) yang tidak hanya menimpa siswa berkemampuan rendah saja, tetapi juga dialami oleh siswa yang berkemampuan tinggi. Selain itu kesulitan belajar juga dapat dialami oleh siswa yang berkemampuan rata-rata (normal) disebabkan oleh faktor-faktor tertentu yang menghambat tercapainya kinerja akademik yang sesuai dengan harapan.


           Sebelum kita mengetahui bagaimana cara mengatasinya, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa faktor penyebab siswa atau anak didik kurang berminat atau malas untuk belajar.
Pertama, faktor penyebab yang pertama ini berasal dari dalam diri (intern) siswa:
·         Peserta didik yang lapar dan sakit atau kondisi fisiknya tidak baik tentu tidak akan menerima pelajaran dengan baik pula.
·         Kelelahan, juga mempengaruhi minat belajar siswa di dalam kelas. Ini bisa saja terjadi karena disebabkan oleh siswa yang terlalu banyak menghabiskan energinya untuk bermain, sehingga sebagian tenaganya terkuras dan malas untuk berlajar.
·         Ada masalah, anak yang tengah mengalami masalah seperti sedih dan bertengkar tentu sulit untuk konsentrasi belajar, karena fokusnya telah hilang akibat memikirkan apa yang menjadi masalahnya.
Kedua, faktor yang kedua berasal dari luar diri (ekstern) siswa:
·         Model pembelajaran yang membosankan dan monoton mengakibatkan anak tidak tertarik untuk belajar.
·         Sikap guru yang tidak memperhatikan siswa dalam belajar atau sebaliknya terlalu berlebihan memperhatikan.
·         Guru kurang memberikan kesadaran kepada siswa bahwa belajar merupakan sebuah tanggung jawab dan kesadaran bukan karena mengejar nilai dan paksaan guru atau orangtua.

Beberapa masalah yang membuat anak malas belajar:
1.      Beban sekolah yang terlalu banyak.
2.      Sistem mengajar yang tidak menarik  atau  tidak suka pada pelajaran / guru
3.      Anak tersebut bukan anak yang berorientasi akademis.
4.      Gangguan fisik.
5.      Masalah keluarga atau problem emosional
6.      Tak ada panutan
7.      Orang tua  salah bicara  saat menasehati anak.
8.      Fasilitas berlebih.
9.      Anak tak cocok dengan sekolahnya
10.  Belum tahu cara belajar yang cocok, strategi belajar yang tepat atau lingkungan khas yang bisa memacu semangat belajarnya
11.  Lingkungan  rumah  yang tidak kondusif
12.  Terlalu capek
13.  Kemiskinan

Beberapa cara yang harus dilakukan agar siswa tidak malas dalam belajar kimia :
1. Guru harus memberikan variasi-varisai dalam cara belajar.
2. Memberikan motivasi-motivasi agar siswa semangat dalam belajar.
3. Dalam mengajar hendaknya guru membuat siswa belajar dalam bentuk kerja kelompok.
Prosedur dan Teknik Diagnosis Kesulitan Belajar

Ross dan Stanley (1956:332-341) menggariskan tahapan – tahapan diagnosis seperti yang tersaji pada halaman selanjutnya. Dari skema tersebut, tampak bahwa keempat langkah yang pertama dari diagnosis itu merupakan usaha perbaikan (corrective diagnosis) atau penyembuhan (curative). Sedangkan langkah yang kelima merupakan usaha pencegahan (preventive). Sedangkan menurut Burton (1952:640-652) penggolongan tahapan – tahapan diagnosis tidak didasarkan pada usaha penanganan, tetapi didasarkan pada teknik dan instrumen yang digunakan dalam pelaksanaannya, seperti dibawah ini :
1 General Diagnosis
Pada tahap ini lazim dipergunakan tes baku, seperti yang dipergunakan untuk evaluasi dan pengukuran psikologis dan hasil belajar. Sasarannya, untuk menemukan siapakah siswa yang diduga mengalami kelemahan tertentu.
2 Analistic Diagnosis
Pada tahap ini yang lazim digunakan ialah tes diagnostik. Sasarannya, untuk mengetahui dimana letak kelemahan tersebut.

Psychological Diagnosis

Pada tahap ini teknik pendekatan dan instrumen yang digunakan antara lain :
  • Observasi
  • Analisis Karya Tulis
  • Analisis Proses dan respon lisan
  • Analisis berbagai catatan objektif
  • Wawancara
  • Pendekatan laboratories dan klinis
  • Studi Kasus
         Sasaran kegiatan diagnosis pada langkah ini pada dasarnya digunakan untuk memahami karakteristik dan faktor – faktor penyebab terjadinya kesulitan. Jika output dari layanan bimbingan belajar berupa perubahan pada diri siswa (terbimbing). Setelah menjalani tindakan penyembuhan (treatment). Maka output dari layanan diagnosis kesulitan belajar hanya sampai pada rekomendasi tentang kemungkinan alternatif tindakan penyembuhan.

Permasalahan :
Sebagai calon guru, bagaimana cara yang harus dilakukan agar siswa tidak malas dalam belajar kimia?

Komentar

  1. dapat dilakukan dengan cara meneraokan model dan metode pembelajaran yang menarik sehingga memacu siswa untuk giat dalm belajar dan tidak membosankan pada saat belajar dapat menggunakan media yang beranekaragam

    BalasHapus
  2. seperti yang sudah sering kita diskusikan, banyak hal yang dapat kita lakukan dalam mengatasi siswa yang malas belajar kimia, diantaranya dengan memvariasikan model dalam pembelajran dan tetap sesuai dengan materi, menggunakan media dalam melakuakn kegiatan pembelajaran yang juga harus dengan materi. terimakasih,, :)

    BalasHapus
  3. kepada saudari maya, dapatkah saudari memberikan contoh langsung dari model dan metode pembelajaran yang menarik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran kimia ?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kesulitan Belajar Kimia pada siswa SMP dan SMA

Keterlaksanaan Praktikum dalam Pembelajaran Kimia di SMP dan SMA

Kreativitas dan Inovasi guru dalam Pembelajaran Kimia dalam Upaya Untuk Meningkatkan Kualitas Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Kimia